Aceng

Ingat kasus Aceng 2011 silam. Pernikahan siri seorang pegawai pejabat pemerintahan. Dalam peraturan diIndonesia terdapatnya peraturan yang melarang Pejabat atau Pegawai Pemerintahan menikah secara siri atau berpoligami, entah apa maksud tujuan peraturan tersebut dikeluarka, bukankah menikah memiliki tujuan baik, membina rumah tangga, melangsungkan merencanakan kehidupan kedepan terprogram bukan sarana Jajan prostitusi budaya barat.

 

Yang janggal pada kasus Aceng yaitu usia Aceng sekitar 50tahunan meminang pasangannya yang masih usia belia. Jelas tidak ada ikatan Cinta pasangan tersebut melainkan Kasih sayang orang-tua terhadap anaknya. tidak adanya asmara kedua sejoli tersebut melainan layaknya adegan perkosaan diatas ranjang. Mungkin Aceng memiliki tujuan lain, memperbaiki ekonomi keluarga pasangannya atau keinginan memperbanyak meneruskan keturunannya.

 

Setelah telusur, ternyata Aceng memiliki sifat berkepribadian manusia-profesional yang berprinsip hidup. Kehidupan pribadinya yang menjadi sorotan publik, Aceng bersedia sekiranya harus memilih salah satu antara kedua istrinya dengan menceraikan salah satu istrinya. kesemua yang Aceng lakukan hanya melaksanakan perintah serta tidak memperburuk keadaan. Aceng berfikir "Sekiranya ia mati, kehidupan perekonomian istrinya tercukupi Serta Sirinya mendapatkan hak kekayaan perjuangan kehidupan aceng yang tidak sedikit"

 

 

Usia pembentukan karakter tidak layak menikah

Usia jauh berbeda antara Aceng dan pasangan sirinya, sekitar 30tahunan. Istri siri Aceng masih usia remaja yang harusnya belum layak membina rumah tangga. usia 11 hingga 20tahun merupakan usia pembentukan karakter manusia yang fital, dalam agama Islam digambarkan dengan "Layaknya tunas ranting yang hijau, saatnya usia Pembentukan". berdasar kehidupan pribadi :

Saya ingat saat usia 12tahun SMP, sebagai wakil-ketua osis sangat antusias menciptakan membuat program acara disekolah atau ambisi keyakinan dengan menimba ilmu diberbagai pesantren, padepokan bahkan gereja. Ambisi bagaimana Islam, bagaimana Kristen, Protestan serta bagaimana Tuhan. Setiap hari bangun jam 3pagi, tahajut, olahraga beladiri hingga berangkat sekolah. Hampir setiap hari berpuasa saum terkecuali hari jumat. Saat tangan Saya patah, dua tulang sekaligus, Saya menolak dianjurkan makan dan minum meski sakitnya tak terkira saat beberapa pekerja yang mengobati menarik ulur tangan yang patah guna diluruskan penyatuan tulang. Orang tua dan bibik Saya menangis saat melihat saya bersusah payah tertatih-tatih beribadah sholat syariat saat tangan kaki Saya patah. Kumengerti pemikirannya, -berobat saja susah keuangan, tidak ada yang dapat membantu bagaimana tetap berfikir Tuhan-. saat itu Saya merasa dekat dengan Allah, sejuknya bathin dihati kenikmatan iman, memang terpenting yaitu bagaimana menghimpun membentuk pemikiran mereka serta tidak berfikir negatif terhadap Allah maka Saya menghentikan Sholat, atau sholat secara tersembunyi, Ku mengkhawatirkan jika mereka berfikir "Saya beribadah sholat guna meminta rizky atau meminta hal lainnya terhadap Allah"

 

Komentar




Share

© 2023 benny9.my.id