Pemborong atau Kontraktor Kontruksi Bangunan yaitu suatu jenis usaha yang melibatkan Pemerintahan dan Swasta tim ahli (konsultan) yang terdapat jalinan kerjasama serta Perjanjian-perjanjian Pihak Terlibat serta Jangka waktu pelaksanaan didalamnya.
Dalam pemikiran masyarakat pekerjaan Pemborong memiliki keuntungan yang besar dan juga identik dengan korupsi, hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Darimana mengClaim kalimat korupsi serta bagaimana menghitung nilai toleransi setiap item pekerjaan.
Kita ambil contoh 1m persegi item pekerjaan plesteran
Misalnya untuk membuat 1m persegi pekerjaan plesteran dibutuhkan:
Semen 1Zak-50kg Rp.50.000 --> dibutuhkan @5kg = Rp.5.000
Pasir 1Mkibik-500kg Rp.50.000 --> dibutuhkan @10kg = Rp.1.000
Tukang 8JamKerja Rp.50.000 --> dibituhkan @3Jam = Rp.18.750
Pekerja 8JamKerja Rp.15.000 --> dibutuhkan @2Jam = Rp.3.750
Total Keuangan Dibutuhkan dalam membuat 1M persegi plesteran senilai Rp.28.500
Lihat Nilai toleransinya dilapangan:
-Dibutuhkan 5kg semen.
Penjual eceran semen termurah perkilogram seharga Rp.4.000/Kg, sehingga jika dibutuhkan 5kg harga = Rp.20.000. Sehingga mengalami kerugian sebesar Rp.20.000 - Rp.5.000 = Rp.15.000. Keuntungan didapat oleh penjual semen eceran toko material tersebut. Jika membeli semen 1Zak(50kg) maka terdapat sisa 15kg semen tidak terpakai serta mendapat kerugian sebesar Rp.50.000 - Rp.5.000 = Rp.45.000.
Jika berfikir Volume pekerjaan Pemborong tidak hanya 1m persegi melainkan ratusan hingga ribuan meter persegi, logikanya sama saja, perhitungan analisa RAB merupakan perhitungan nilai pas.
-Pasir 10kg
Dibutuhkan pasir 10kg saja, sedangkan untuk membeli pasir minimal 1Meter kibik dengan harga Rp.50.000. Sehingga mengalami banyak kerugian serta mendapatkan sisa pasir tidak dipergunakan.
-Membayar Tukang dan Pekerja
Untuk membuat 1M persegi Plesteran dibutuhkan waktu 3 jam untuk pekerja Tukang, dan 2 jam Pekerja bantuan, dengan harga Rp.18.750 + Rp.3.750 = Rp.11.250 pada perhitungan analisis RAB (Rencana Anggaran Biaya). Yang terdapat di lapangan berlaku pembulatan, membayar Rp.20.000 untuk Tukang serta Rp.5.000 untuk Pekerja.
Jika melihat perhitungan analisis RAB maka para Kontraktor mengalami banyak kerugian, analisa RAB bukan hanya menghitung jumlah semen per kg, jumlah bata perbutir juga termasuk menghitung jumlah tetes air yang dibutuhkan -apakah air tersebut didatangkan dan membayar karena lokasi tertentu atau gratis, terlebih aplikasi AutoCad menggambar yang memiliki nilai toleransi sangat akurat detail hingga toleransi 1miliMeter dilapangan sangat ditakuti para kontraktor, lantas darimana keuntungan Kontraktor? yaitu terdapat pada Nilai Toleransi Volume Tiap Item Pekerjaan.
Misal pekerjaan plesteran 1:2 pada RAB, yaitu perbandingan 1semen 2pasir, Pekerja tukang tidak sepenuhnya sempat membuat perbadingan terperinci untuk pekerjaan yang senilai ratusan hingga ribuan meter, mereka mengerti, sudah terbiasa dan ahli dengan pekerjannya.
1. Pembangunan Irigasi dan Membuat Jalan (Pengaspalan Hotmix), disebabkan nilai volume yang besar dan item pekerjaan yang sedikit.
2. Berbagai jenis Pengadaan. Berbagai jenis Pengadaan merupakan pekerjaan yang mudah, cepat dan singkat, tapi memiliki pajak yang relatif tinggi dibandingkan jenis Pekerjaan lainnya (lebih dari 3%), untuk itu dalam hal meminta izin, acc atau tanda tangan ke masing-masing Pemerintahan terkait Jangan Menggunakan kalimat -Pengadaan-.
3. Point ke3 sesuai materi pembahasan yaitu Pekerjaan Plesteran 1:4.
Pekerjaan Kontruksi Bangunan Gedung memiliki sedikit keuntungan, dan berikut celah keuntungan Pekerjaan Kontruksi Bangunan Gedung yang banyak tidak diketahui, yaitu item pekerjaan Plesteran 1:4 (1semen 4pasir). Dalam RAB pekerjaan Bangunan Gedung selain terdapat item pekerjaan Plesteran 1:2 juga terdapat Plesteran 1:4, perbedaannya yaitu -Plesteran 1:2 terdapat pada dinding dengan jarak 70cm dari permukaan lantai serta -Plesteran 1:4 terdapat pada diatas Plesteran 1:2.
Semakin besar Kegiatan/ Nilai Project, semakin besar keuntungan berlipat.
Skema Pekerjaan dan Keuangan Kontraktor Pemborong, Konsultan dan Pemerintahan
Arus keuangan: Pemerintahan --> Konsultan Pembangunan atau Tenaga Ahli --> Pemborong
Konsultan melaporkan Produk, foto dokumentasi, terproyeksinya keuangan secara bertahap, bergantung besanya nilai Produk.